Senin, 05 Desember 2011

teori holland

TEORI HOLLAND




Disusun oleh :
TRI BINTANG PAMUNGKAS
10001036






FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
2011
Teori Holland

Holland dalam Teori Tipologi Karir mengenai Perilaku Vokasional berpendapat bahwa penting membangun keterkaitan atau kecocokan antara tipe kepribadian individu dan pemilihan karir tertentu. Intinya pemilihan dan penyesuaian karir merupakan gambaran dari kepribadian seseorang.
Beberapa hal yang mempengaruhi Teori Holland antara lain usia, gender, kelas sosial, inteligensi dan pendidikan. Dapat dikatakan menjelaskan bagaimana individu dan lingkungan berinteraksi dengan perkembangan dengan enam tipe : Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Enterprising dan Konvensional.
Empat inti dari Teori Holland :
Kebanyakan orang dapat dikategorikan sebagai salah satu dari 6 tipe : Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Enterprising dan Konvensional.
Ada 6 jenis lingkungan : Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Enterprising dan Konvensional.


Individu menyelidiki lingkungan-lingkungan yang memungkinkan melatih ketrampilan dan kemampuannya, mengekspresikan sikap-sikap dan nilai-nilainya dan menerima masalah serta peranan-peranan yang sesuai.
Perilaku individu ditentukan oleh interaksi antara kepribadiannya dengan ciri lingkungannya. (Surya, 1998 ; Herr& Cremmer, 1979 ; Sharf, 1995 ; Osipow, 1983 ; Manrehu, 1985 ; Winkel, 1996 ; Gani, 1985)
Dalam Hipotesisnya, Holland mengatakan pilihan karir merupakan upaya pengembangan kepribadian dan menerapkan gaya perilaku pribadi yang khas dalam pilihan karir. Konsepsi lainnya adalah bahwa individu memandang tentang dirinya dan dunia kerja kepada bentuk vokasional.
Holland mengajukan 6 tipe dasar kepribadian yang memiliki hubungan karir yaitu :  Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Enterprising dan Konvensional (Herr& Cremmer, 1979 ; Sharf, 1995 ; Osipow, 1983 ; Manrehu, 1985 ; Sharf, 1992)
Enam tipe tersebut adalah :
Tipe Realistik
Tipe kepribadian ini lebih suka bekerja keras dengan menggunakan alat-alat dalam melaksanakan tugas. Model tipe ini cenderung bersifat jantan, kuat, berani, tidak sosial, agresif, memiliki kecakapan dan koordinasi, motorik yang baik, tetapi kurang memiliki kecakapan verbal dan hubungan antara pribadi.  Individu yang memiliki tipe ini lebih senang menangani masalah-masalah yang kongkrit daripada yang abstrak.
Dalam proses konseling, konseli tipe ini lebih menyukai saran dan sugesti yang spesifik untuk menangani masalah karir dan solusi masalah praktek.
Tipe Kepribadian Investigatif
Tipe kepribadian Investigatif ini ditandai dengan adanya suatu tugas-tugas yang memerlukan kemampuan bersifat abstrak dan kreatif, didalam lingkungan ini individu lebih menyukai metode yang menggunakan berfikir secara logis untuk menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.
Individu yang memiliki tipe kepribadian ini akan lebih tertarik pada permasalahan yang belum bisa terselesaikan dan akan mencari solusinya secara rasional.

Tipe Artistik
Didalam lingkungan tipe ini, memunyai tipe yang bebas dan terbuka untuk melakukan sebuah kreativitas dan ekspresi pribadi. Orang dengan tipe ini lebih suka untuk mengekspresikan dirinya dalam kebebasan yang tidak sistematis. Tipe ini memerlukan bentuk-bentuk ekspresi yang bersifat individualistik seperti lebih bersifat kewanitaan, sering menghadapi hambatan emosional dan lebih menyukai menghadapi permasalahan yang terjadi di dalam lingkungannya melalui mengekspresikan di dalam media masa.
Dalam proses konseling, biasanya tingkah konseli tipe ini lebih menyukai pendekatan konseling yang non struktural, salah satunya dengan menggunakan lembar kerja dan mereka menggunakan cara lain untuk menunjukkan bahwa mereka itu berbeda dengan lainnya.
Tipe sosial
Lingkungan sosial adalah tempat dimana seseorang berhubungan dengan orang lain, dimana hal itu diperlukan kemampuan untuk menginterpretasikan dan mengubah perilaku untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dan dalam hal tersebut tetap berpegang dalam nilai-nilai kemanusiaan.
Orang dengan tipe ini adalah orang yang suka atau tertarik pada kegiatan kemanusiaan, menolong sesama dan memiliki sikap tanggung jawab yang tinggi. Di  dalam proses konseling, orang tipe ini mengekspresikan dirinya dengan menolong sesama atau kegiatan sosial yang lain.
Tipe Enterpresing
Lingkungan Enerprising ini selalu ditandai oleh tugas yang kemampuan verbal yang diperlukan diutamakan untuk mengarahkan ataupun mempengaruhi orang lain. Tipe ini mempunyai model kecakapan barbahasa, mendominasi dan memimpin  karena menanggap dirinya jantan, kuat, berbahasa baik, intelektual baik dan mudah menyesuaikan diri.
Tipe Kepribadian Konvensional
Diantara lingkungan konvesial adalah lingkungan kantor dimana dalam sebuah kantor diperlukan data-data untuk mengcopy bahan-bahan dan mrngorganisasikan laporan. Hal yang diperlukan untuk bekerja dengan baik pada lingkungan konvesional yaitu kemampuan administrasi, kemampuan berorganisasi, kepercayaan, dan kemampuan untuk disiplin. Tipe kepribadian konvesional yaitu individu-individu konvesional cenderung seseorang yang menghargai uang, dapat di andalkan,dan memiliki kemampuan menjalankan aturan dan perintah. Kepribadian konvesional kekuatannya terletak pada managemen dan numerik yang digunakan untuk memecahkan masalah. Tipe ini cenderung menyenangi kegiatan verbal, ia menyenangi bahasa yang tersusun dengan baik, menghindari segala situasi yang kabur dan kenyataan materi.
Sikap dan tingkah laku konseli konvesional menganggap dirinya sebagai pengatur, tetapi masih diarahkan oleh orang lain. Mereka merasa bangga dengan kemampuan berorganisasi di sekolah tinggi dan aktivitas bisnis. Sehingga, jika mereka tidak bekerja didalam lingkungan yang konvesional maka mereka akan menghadapi suatu masalah dan bisa mengakibatkan frustasi.
Perpaduan Tipe Kepribadian
    Seseorang akan dapat mengembankan diri dengan baik dalam lingkungan kerjanya dan merasa puas apabila ia dapat memadukan tipe kepribadian dan model lingkungan yang sesuai sehingga akan menghasilkan keselarasan dan kecocokan okupasional (occupational bomogeneity). Perpaduan dan pencocokan (pairing) antara tiap tipe kepribadian dan suatu model lingkungan memungkinkan dapat meramalkan pilihan jabatan, keberhasilan dan stabilitas seseorang dalam jabatan yang dipangku. Misalnya seseorang yang bertipe kepribadian sosial akan lebih cederung memasuki jabatan dalam lingkungan berbagai pelayanan sosial karena jabatan itu diketahui paling sesuai dengan kepribadianya sendiri.
Holland juga berefleksi tentang jaringan hubungan antara tipe-tipe kepribadian dan antara model lingkungan, yang tertera dalam bagan yang disebut hexsagonal model. Model ini mengambarkan aneka jarak pisikologis antara tipe-tipe kepribadian dan moel lingkungan. Misalkan makin pendek jarak (menurut garis-garis dalam model) antara dua tipe kepribadian, makin dekat kedua tipe itu dalam makna pisikologisnya. Dan makin jauh jarak (menurut garis-garis dalam model) maka makin jauh kedua tipe itu dalam  makna pisikologisnya. (Winkel, 2007)
Hal hal penting dalam penggunaan tipe kepribadian Holland di dalam konseling adalah Kesesuaian (coungruence) Perbedaan (differentiation) dan konsistensi  (consistency). Hal ini menunjukan adanya hubungan antara kepribadian dan lingkungan .
Pertama, kesesuaian (coungruence), berarti hubungan kepribadian dengan lingkungan. Konsep kesesuaian sangat penting dalam konseling karena dapat membantu pencapaian sasaran. Keinginan konseli untuk menentukan karirnya adalah menemukan lingkungan yang sesuai dengan kepribadiannya. Tugas konselor untuk menebak tipe kepribadian konseli dan membimbing untuk mencarikan lingkungan yang cocok meurut Holland.
Kedua, differensiasi baik individu maupun lingkungan dapat berbeda-beda dalam hal kepribadian. Baik 1 atau 2 dari tipe-tipe kepribadian Holland sebagian orang yang bisa saja memiliki 1 tipe dan lainnya memiliki 2, 3 atau lebih yang dominan dari 6 tipe kepribadian Holland. Peranan konselor adalah secara lebih intensif tentang minat pengalaman dan nilai-nilai mereka dalam 6 tipe kepribadian Holland.
Ketiga, diferensiasi konsistensi menunjukan persamaan dan perbedaan dari tipe tipe Holland baik lingkungan maupun individu yang memiliki tipe–tipe lain. Sosial dan realistik berbeda dengan interprising dan investigatif. Pendekatan tipe ini menunjukan adanya konsistensi, konsistensi bukanlah tujuan konseling tetapi konsistesi merupakan konsep.
 Keempat, indentitas, Indentitas memberikan kejelasan dan keseimbangan arah dan tujuan individu kedepan. Identitas berbeda dengan konsep lain yang relefan dengan sistem Holland karena tidak berkaitan dengan tipe-tipe Holland. Identitas merupakan salah satu tujuan konseling karir yang terpenting.

Peranan Informasi Karir
    Sistem Holland merupakan salah satu sistem yang sangat cocok untuk konseli, karena dapat membantu atau menyalurkan informasi masalah karir ke dalam proses konseling. Disini Holland dapat melakukan pendekatan sekaligus menerangkan macam-macam informasi dalam dunia kerja, memberikan pemikiran-pemikiran dalam memilih karir yang tepat. Menurut holland seorang konselor merupakan suatu cara atau sarana untuk memberikan informasi dalam kegiatan kelompok dan tidak hanya digunakan untuk mengklasifikasi kegiatan ocupasional. Ada  persiapan untuk memegang pekerjaan tetapi keterlibatanya di batasi jam-jam kerja.
Peranan Testing
    Menurut teori holland, tes memiliki dua tujuan. Di antara nya :
Pengembangan teori
Contohnya : penemuan jurusan yang dikembangkan menjadi teori holland yang berisi tentang 6 tipe manusia dan lingkungan
Tes digunakan individu untuk kebutuhan bimbingan karir.
Konselor dapat menjelaskan secsra objektif tipe kepribadian seseorang klien dengan membandingkan masukan-masukan dari konselor untuk kliennyadegan kepribadiaan holland
Isu-Isu Konselor
Dalam penggunaan teori holland terdapat bebebrapa permasalahan :
Sistem holland (penggunaan kongruensi dan diferensiasi) masih menjadi perdebatan
Masalah iformasi okupasional
Pendekatan yang di gunakan dalam konseling dengan konseli
Teori holland ini sangat bermanfaat dalam membantu konseli untuk memilih minat, kemampuan, penerimaan diri, dan identitas diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar